Ini Aspirasi dan Gagasan Dalam Penguatan Lembaga Desa di Tosari, Legislatif Yang Hadir Apresiasi dan Siap Mengawal

Pasuruan – Aspirasi dan gagasan penting dalam memperkuat kebhinekaan dan membangun wilayah Tosari dikemukakan banyak pihak dalam agenda Penguatan Lembaga Desa (Dalam menunjang Keberagaman di Kecamatan Bhineka Tunggal Ika Tosari), Senin (21/02/2022).
Kegiatan yang berlangsung di Balai Kecamatan Tosari dihadiri oleh banyak element masyarakat tengger termasuk tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat serta seluruh kepala desa di kecamatan Tosari.
Camat Tosari Edy Priyanto selaku tuan rumah memandu langsung jalannya diskusi. Dalam paparan pengantarnya, Edy Priyanto menyebut bahwa di Kecamatan Tosari termasuk daerah dengan tingkat toleransi masyarakat sangat tinggi dan tidak pernah dalam sejarahnya ada gesekan antar pemeluk agama.
Sementara itu pemuka agama hindu yang hadir Romo Dukun Sukarji menjelaskan bagaimana konsep Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan negara merupakan karya agung dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Prapanca.
Melalui Bhineka Tunggal Ika masyarakat Indonesia khususnya yang di tengger sejak lampau hingga kini tetap menjadi pijakan sikap dan berpikir dan membangun toleransi dalam keberagaman.
KH. Ahmad Sholeh selaku Ketua MWC NU Tosari mengaku merasa bersyukur di Tosari telah mapan dengan sistem sosial yang kuat dalam kekeluargaan dan gotong royong. Sehingga semua pemeluk agama merasa nyaman untuk hidup bersama.
Sedangkan Pendeta Sumarno juga menyampaikan pendapat yang sama tentang bagaiamana umat kristiani merasa nyaman untuk menjalankan ibadah di Tosari.
Nik Sugiharti, ST selaku anggota DPRD Kabupaten Pasuruan memberikan feedback atas beberapa pandangan dari tokoh lintas agama yang hadir. Mbak Nik sapaan akrabnya menyebut bahwa Tosari layak menjadi teladan bagaimana membangun toleransi dan gotong royong.
Dalam acara tersebut sejumlah peserta yang hadir memberikan banyak gagasan dan aspirasi langsung kepada Narasumber khususnya kepada delegasi Anggota legislatif yang hadir yaitu Nik Sugiharti F-Golkar, Mashuda F-PKB dan Juriyanto F-Gerindra.
Nik Sugiharti mencatat ada tiga aspirasi dari peserta yang hadir. Pertama tentang keluhan warga masyarakat Hindu yang hingga kini untuk status pencatatan pernikahannya harus turun langsung ke dinas Dukcapil.
“Ini menjadi perhatian khusus dan akan kami sampaikan kepada pihak terkait agar pencatatan bisa dilakukan di tingkat kecamatan. Terlebih saat ini era digital dan serba online harusnya memudahkan masyarakat mengakses layanan publik” Jelas Mbak Nik.
Aspirasi kedua yaitu keinginan masyarakat Tosari untuk membangun museum suku tengger dan kampung wisata tengger. Hal tersebut berangkat dari kesadaran budaya dan peninggalan sejarah di suku tengger yang perlu untuk dilestarikan.
Selanjutnya beberapa pecalang yang hadir juga turut menyampaikan aspirasinya tentang revitalisasi peran pecalang sebagai penjaga keamanan adat di Tosari.
“Kami ingin pecalang ini diberdayakan dan dikuatkan. Misal kami dibantu dalam tugas sebagai keamanan adat dengan bantuan seragam dan pelatihan” Ucap salah satu peserta yang hadir.
Aspirasi tersebut menurut anggota legislatif yang hadir menjadi suatu hal yang harus didengarkan dan ditindaklanjuti oleh semua pihak utamanya pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan.