‘Alam Batik’ Produk Asli Batik Tulis Pasuruan Yang Merambah Internasional

‘Alam Batik’ Produk Asli Batik Tulis Pasuruan Yang Merambah Internasional

Pasuruan – Memasuki rumah sederhana bernuansa etnik di dusun pajaran desa gunting kabupaten pasuruan, nampak di ruang tamu tergerai beberapa lembar kain batik nan indah.

Ferry Sugeng Santoso sang tuan rumah menyambut hangat kedatangan kami dengan senyum khas Njawani. Siang ini, selasa (22/02/2022) Tim Redaksi Kabarkarya berkunjung ke rumah yang menjadi pusat kerajinan Batik Tulis Pasuruan Alam Batik.

Selain etalase yang penuh dengan karya batik tulis yang indah, dinding ruangan sederhana itu banyak dihiasi piagam penghargaan dari tingkat lokal, nasional hingga internasional.

Sosok pria muda yang akrab disapa Ferry (Ki Joyo) itu langsung sigap dan detail dengan menjelaskan awal mula berdirinya Alam Batik. Bermula dari sang ibu yang menekuni dunia batik akhirnya di tahun 2005 dirinya terjun langsung dalam bidang seni luhur warisan nusantara yang telah diakui keberadaannya oleh UNESCO.

Awalnya dirinya hanya belajar tentang seni pewarnaan alami di Yogyakarta, hingga kemudian singgungan dengan perajin batik membuat dirinya turut mengikuti jejak seni sang ibu.

Semenjak tahun 2005 dengan berpindah-pindah lokasi di wilayah Pasuruan, akhirnya pada tahun 2013 hingga kini memilih menetap di dusun pajaran.

Siapa sangka Ferry yang tampilan luarnya sangat seniman sekali, rambut panjang dan diwarna adalah seorang santri. Rekam jejaknya selama nyantri dari mulai Jember, Pasuruan, Bojonegoro hingga demak. “Saya ini santrinya Mbah Kyai Sholeh Pondok Ngalah” Katanya dengan senyum.

Dalam merintis usaha bidang batiknya (sekalipun dia enggan menyebutnya sebagai usahawan) Ferry punya cara lain dalam membangun Alam Batik. Dirinya membangun banyak kemitraan dengan anak muda. Baginya dunia batik bukan dunia kerja dan pemberi kerja sehingga yang ia bangun bersama anak muda adalah mitra.

“Saya membangun mitra dengan lingkungan masyarakat utamanya anak muda untuk mencintai batik dan membatik. Kami di Alam Batik berprinsip tidak ingin terbentuk relasi hubungan memperkerjakan tapi hubungan bermitra dengan anak muda sehingga mereka enjoy dan bisa mengexplore sisi seninya” Terangnya.

Bahkan hingga kini dirinya masih aktif memperkuat basis basis kader pembatik anak muda di berbagai daerah. Sebagai upaya ideologisnya melestarikan warisan batik Nusantara.

“Kami mendapat support justru dari pihak swasta dan bahkan luar negri dari Korea Selatan. Ada salah satunya program dari Korsel yang tetap saya jalani yaitu pendampingan dan pelatihan batik di Cirebon” Tukasnya.

Ferry juga menuturkan sebelum pandemi sering turut serta dalam event-event batik internasional, “Terakhir di tahun 2019 di Belanda” Terangnya.

Bahkan batiknya terjual senilai ratusan juta karena estetika dan filosofi motifnya yang sudah kelas wahid. Untuk itu dalam batik yang ia sebut sebagai ‘batik sing asli’ dikerjakan dalam waktu yang cukup lama.

Motif dan proses batik itu disebutnya mengandung filosofi dan dipercaya memiliki daya energi bagi pemakainya. Untuk itu dirinya mengaku masih melestarikan proses membatik dengan segala ritual dan laku tirakat selama proses membatik, sehingga prosesnya bisa berbulan-bulan.

“Batik asli dan motifnya itu mengandung enegri bagi pemakainya, maka ada adigium ajine rogo soko busono itu bernilai filosofis tinggi. Itulah kenapa dalam khazanah batik kita ada beberapa motif yang tidak cocok untuk dipakai umum seperti batik parang misalnya yang dikhususkan untuk Penggedhe keraton” Terangnya.

Saat ini Alam batik selain menghasilkan karya batik tulis dari bahan kain katun murni maupun sutera juga merintis pengembangan usaha dalam bidang bahan warna organik dari tumbuhan indigo Strobilanthes.

“Kami sudah mencoba trial tanaman Indigo Strobilanthes sebagai bahan warna alami biru yang paling baik untuk warna biru batik tulis di Nongkojajar. Menjadi tanaman tumpang sari dengan apel dan sudah kita produksi dengan peralatan sederhana” Terangnya.

Alam Batik ingin kedepan Pasuruan punya produk hortikultura baru yang bernama tanaman indigo Strobilanthes sebagai komoditi penghasil warna biru alami.

“Kekhasan batik alami adalah pewarna alami, Bahan bakunya perlu untuk dibudidayakan secara massif sebagai salah satu komoditas unggulan pasuruan, terlebih pangsa pasar ekspor di cina dan amerika juga terbuka lebar” Imbuhnya.

Selain sebagai komoditas baru juga kedepan diharapkan bisa menjadi tempat Wisata Edukasi di Kabupaten Pasuruan tentang batik dan proses produksi pewarna alami.

Dalam kunjungan tim redaksi KabarKarya siang itu juga berbarengan dengan kunjungan dari dua anggota Legislatif DPRD Kabupaten Pasuruan yaitu Nik Sugiharti, ST dan Tri Laksono Adi, SE.

Kedua politisi Partai Golkar itu hadir untuk menindaklanjuti informasi dari Anggota DPR-RI H.M. Misbakhun, SE MH tentang potensi anak muda Pasuruan yang perlu mendapat support.

“Kami hadir karena mendapat informasi dari Pak Misbakhun, saya pribadi sebetulnya sudah mengenal mas ferry dan beberapa kali juga pesan batik tulisnya. Tapi kunjungan kami juga bermaksud untuk mendengar langsung apa keluhan dan support apa yang bisa kami bantu untuk pengembangan usaha” Terang Nik Sugiharti.

Kedua Anggota Parlemen tersebut akan menindaklanjuti aspirasi dari pegiat Alam Batik. “Tadi disampaikan aspirasi untuk mesin pengolah warna alami dari tanaman Indigo Strobilanthes insya Allah kita tindaklanjuti dan koordinasikan dengan Pak Misbakhun” Pungkas Tri Laksono.

Tim Redaksi

Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *