KH. M. Nailur Rahman Ajak Masyarakat Sikapi Perbedaan Hari Raya Idul Fitri Dengan Ilmu, Bukan Dengan Politik Identitas
Pasuruan – Ulama muda Kota Pasuruan KH. M. Nailur Rahman, S.IP, M.Pd menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam menyikapi perbedaan hari raya idul fitri 1444 H.
Tokoh muda yang akrab disapa Gus Amak tersebut meminta kepada masyarakat agar mengedepankan persatuan dan kesatuan ditengah perbedaan ijtihad idul fitri, seraya meminta perbedaan yang ada disikapi sebagai perbedaan ilmu yang bernilai mulia.
Hal tersebut disampaikan Gus Amak ketika memberikan tausiyah dalam acara buka puasa bersama Partai Golkar Kota Pasuruan di Lapangan Futsal Kompleks Kolam Renang Citra Indah, Petahunan Kota Pasuruan, Rabu (19/04/2023).
“Saya mengajak seluruh yang hadir untuk terus memperkuat silaturahim, membangun kerukunan ditengah perbedaan. Baik yang berhari raya di hari jumat maupun di hari raya sabtu. Semuanya itu metode dan ilmu yang dipakai jadi tidak perlu gegeran” Terang Gus Amak.
Dua metode keilmuan yaitu Hisab dan Rukyat dalam tradisi kelimuan islam adalah yang menyebabkan terjadinya perbedaan. Menurut Gus Amak perbedaan tersebut harus kita maklumi dan ditempatkan dalam konteks ilmu.
“Jadi bukan perbedaan identitas atau yang kita sebut sebagai politik identitas. Tidak harus yang berlebaran jumat itu muhamadiyah juga tidak benar yang berlebaran hari sabtu itu NU. Jadi perbedaan itu jangan dijadikan bahan dan alat untuk politik identitas tapi dikembalikan pada perbedaan yang lebih bermartabat yaitu perbedaan keilmuan” Urai Gus Amak yang juga menjabat sebagai Ketua Tandfidziyah PCNU Kota Pasuruan.
Lebih lanjut Gus Amak menyampaikan rasa syukurnya bahwa perbedaan hari raya dalam konteks kebangsaan menjadikan negara indonesia memiliki tradisi demokrasi yang lebih baik dibandingkan negara muslim yang lain.
“Kita bersyukur bahwa perbedaan ini menjadi tradisi ilmu di negara kita, tidak akan dijumpai di malaysia atau bahkan di saudi. Karena keputusan hari raya itu di negara muslim lain diputuskan oleh otoritas tunggal yaitu pemerintah” Pungkasnya