H. A. Ghufron Sirodj Mengutuk Keras Atas Insiden Pamekasan
Surabaya – Tindakan brutal aparat kepolisian di Pamekasan kepada Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada Kamis (25/06) terus mendapatkan sorotan dari berbagai pihak utamanya korps keluarga besar Alumni PMII di Jawa Timur.
Seperti yang disampaikan oleh H. A. Ghufron Sirodj dalam status Facebooknya. Pria yang kini menjabat sebagai sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur itu mengutuk keras tindakan kekerasan aparat pada aktivitas PMII Pamekasan yang menyuarakan tentang aktivitas ilegal tambang yang menjadi keresahan publik pamekasan.
“Tindakan kekerasan atas nama apapun adalah terkutuk. Apalagi kekerasan itu ditujukan untuk membungkam Suara Mahasiswa. Rupanya banyak yang perlu belajar sejarah tentang gerakan Mahasiswa, tentang sejarah PMII. Bahwa polisi dan aparatur negara saat ini adalah penikmat perjuangan gerakan mahasiswa sejak mulai kemerdekaan hingga masa dimana pengembalian kewenangan sipil secara penuh kepada kepolisian. Ironisnya dalam insiden berdarah pamekasan, Polisi amnesia pada perjuangan demokrasi mahasiswa yang selama ini telah dinikmatinya. Evaluasi total polres pamekasan !” demikian bunyi status fb aktivis Ansor yang juga pernah berproses di PMII itu.
Dalam statement tersebut pria yang akrab disapa Ra Gopong itu meminta secara serius agar kinerja aparat kepolisian dalam menangani gerakan mahasiswa selalu berpijak pada sejarah gerakan mahasiswa. Bahwa tidak seharusnya gerakan mahasiswa diperlakukan secara brutal seperti itu.
Lebih lanjut Ra Gopong meminta kepada Polda jatim untuk turun dan mengusut tindakan kekerasan serta mengevalusi total kinerja Polres Pamekasan yang gagal dalam mengawal aspirasi gerakan mahasiswa dengan tertib.
Hingga berita ini diturunkan, perbincangan di jagat media sosial menjadi viral dengan status dan share video kekerasan kepolisian atas aksi PMII di Pamekasan.