Melihat Sentra Industri Meubel Kota Pasuruan Yang Kian Lesu
Kota Pasuruan – Geliat Industri Meubel Kota Pasuruan yang sempat menjadi raja pasar meubel kini kian memprihatinkan. Industri yang lahir dari rahim kreativitas masyarakat di daerah bukir itu saat ini sedang mengalami fase kemunduran dan krisis sumber daya manusia.
Pangsa pasar yang sepi menjadi keluhan utama dari para pelaku usaha meubelair Bukir Kota Pasuruan. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir para pengusaha meubel bukir mengaku omzet penjualan mereka menurun drastis. Sedangkan sekitar 50% pangsa pasar yang dulu dikuasai produk Bukir Pasuruan kini diambil alih oleh produk lain seperti dari Meubel Jepara.
H. Thoyib selaku pengusaha Meubel Bukir mengakui keresahan dari mundurnya industri meubel asli pasuruan itu. Pemilik UD. Citra itu mengatakan bahwa saat ini pangsa pasar meubel bukir semakin kalah bersaing dengan jepara, bahkan produk jepara sudah banyak masuk ke pasuruan.
Hal tersebut menurut Pengusaha yang juga Anggota DPRD Kota Pasuruan dari Fraksi Partai Golkar itu dikarenakan beberapa hal diantaranya pasar meubel yang memang masih sepi juga karena kualitas desain yang monotone serta regenerasi pekerja yang tidak berjalan dengan baik.
“Perlu adanya peningkatan SDM bagi Pengrajin Meubel agar desain yang dihasilkan selalu inovatif dan mengikuti selera pasar. Saat ini selain regenerasi yang lambat juga karena belum maksimalnya pendampingan dari pemerintah kota dalam meningkatkan kualitas SDM pengrajin” ujar pengusaha yang juga politisi tersebut.
Lebih lanjut H. Thoyib juga akan mengusulkan kepada pemerintah untuk mendirikan SMK Jurusan Perkayuan yang meliputi ketrampilan desain marketing. Hal tersebut diyakini sebagai solusi atas kemunduran regenerasi pengrajin dan pengembangan desain produk yang lebih inovatif.
Selain itu pihaknya akan meminta pemerintah memfasilitasi pembuatan katalok digital untuk membantu pemasaran produk serta pentingnya untuk mendirikan koperasi khusus bergerak di bidang meubel yang diharapkan semakin memperkuat industri rakyat di kota pasuruan.
“Cukup prihatin hampir tiap hari ada tukang mencari pekerjaan disebabkan pengrajin/pengusaha sudah tidak mampu lagi memberi pekerjaan karena pasar sepi. Bagaimana Kota pasuruan bisa mendukung program Presiden Jokowi untuk pengembangan UKM kalau menangani masalah industri meubel yg menjadi produk unggulan Kota Pasuruan aja tidak mampu” Pungkas H. Thoyib